Kematian warga negara Brasil, Juliana Marins, di Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat, pada 26 Juni 2024 telah menimbulkan perhatian internasional. Meskipun Pemerintah Indonesia belum menerima protes resmi dari Brasil, isu ini berpotensi dibahas dalam pertemuan bilateral antara Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Brasil di sela-sela KTT BRICS di Rio de Janeiro.
Menteri Koordinator Bidang Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan, Yusril Ihza Mahendra, memberikan keterangan resmi terkait hal ini, menjelaskan perkembangan terkini dan langkah-langkah yang telah diambil pemerintah.
Pertemuan Bilateral Presiden Prabowo dan Presiden Brasil: Potensi Pembahasan Kasus Juliana Marins
Presiden Prabowo Subianto akan menghadiri KTT BRICS pada 6-7 Juli di Rio de Janeiro. Kemungkinan besar, kasus kematian Juliana Marins akan diangkat dalam pertemuan bilateral antara Presiden Prabowo dan Presiden Brasil.
Yusril menyatakan bahwa belum ada kepastian mengenai hal ini, tetapi peluang tersebut terbuka lebar. Pemerintah Indonesia akan menunggu perkembangan lebih lanjut.
Tanggapan Pemerintah Indonesia dan Ketidakhadiran Nota Protes Resmi dari Brasil
Hingga saat ini, Pemerintah Indonesia belum menerima surat atau nota diplomatik resmi dari Pemerintah Brasil terkait kematian Juliana Marins.
Brasil hanya mengirimkan pesawat Angkatan Udara untuk memulangkan jenazah Juliana ke negaranya, tanpa disertai keluhan atau pertanyaan resmi mengenai insiden tersebut.
Meskipun demikian, Yusril mengakui adanya pernyataan dari keluarga Juliana dan The Federal Public Defender’s Office of Brazil (FPDO) yang menyoroti insiden ini.
Pernyataan Keluarga dan FPDO Brasil
Keluarga Juliana Marins, tentu saja, tengah berduka dan menyampaikan sejumlah pernyataan terkait kematian tersebut.
Sementara itu, FPDO, lembaga yang fokus pada HAM di Brasil, juga telah mengeluarkan pernyataan. Pernyataan-pernyataan ini dimaklumi oleh pemerintah Indonesia mengingat kondisi emosional keluarga dan tugas FPDO dalam mengawasi hak asasi manusia.
Sikap Pemerintah Indonesia dan Kemungkinan Pertemuan dengan FPDO
Meskipun ada pernyataan dari keluarga dan FPDO, kemungkinan Presiden Prabowo untuk bertemu dengan FPDO dinilai sangat kecil karena perbedaan level.
Namun, Yusril menambahkan bahwa belum ada kepastian mengenai kemungkinan pertemuan antara Presiden Prabowo dan keluarga Juliana Marins. Hal tersebut merupakan ranah pribadi dan hingga kini belum ada permintaan resmi terkait hal tersebut.
Pemerintah Indonesia menekankan pentingnya menjaga hubungan baik antara Indonesia dan Brasil. Semua pihak diimbau untuk menahan diri dan menghindari tindakan yang dapat memperkeruh situasi.
Yusril meminta agar semua pihak dapat menahan diri dan menjaga hubungan bilateral yang baik antara Indonesia dan Brasil. Hal ini penting untuk menjaga stabilitas kerjasama kedua negara di berbagai sektor.
Insiden ini menyoroti pentingnya koordinasi dan komunikasi yang efektif antara pemerintah kedua negara dalam menangani kasus-kasus yang melibatkan warga negara asing. Kejelasan informasi dan transparansi dalam proses penyelidikan sangat krusial untuk mencegah kesalahpahaman dan menjaga hubungan bilateral yang harmonis. Pemerintah Indonesia akan terus memantau perkembangan situasi dan siap melakukan tindakan yang diperlukan sesuai jalur diplomatik yang tepat.