Pemilihan Raya Partai Solidaritas Indonesia (PSI) untuk menentukan Ketua Umum periode 2025-2030 tengah berlangsung. Sistem satu anggota, satu suara yang diadopsi oleh PSI membuat hasil pemilihan menjadi tak terduga, menurut salah satu calon ketua umum.
Hal ini berbeda dengan sistem pemilihan yang hanya melibatkan Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) dan Dewan Pimpinan Daerah (DPD), yang berpotensi dimanipulasi karena jumlah pesertanya terbatas. Sistem baru PSI ini menjanjikan pemilihan yang lebih demokratis dan representatif.
Sistem Satu Anggota, Satu Suara: Kunci Transparansi Pemilihan Raya PSI
Ronald Aristone Sinaga, salah satu calon Ketua Umum PSI, menekankan sistem satu anggota, satu suara sebagai kunci transparansi dan menjadikan hasil Pemilihan Raya sulit diprediksi.
Menurutnya, dengan lebih dari 180 ribu pemilih, pengaturan hasil pemilihan menjadi mustahil. Setiap anggota memiliki otonomi penuh dalam menentukan pilihannya.
Ini berbeda dengan sistem pemilihan yang hanya melibatkan ratusan anggota DPW dan DPD. Sistem tersebut, menurut Ronald, rawan manipulasi karena jumlah pesertanya yang terbatas.
Profil Tiga Calon Ketua Umum PSI
Steering Committee Pemilihan Raya PSI telah menetapkan tiga calon Ketua Umum, yakni Ronald Aristone Sinaga, Kaesang Pangarep, dan Agus Mulyono Herlambang.
Ketiga calon telah memenuhi persyaratan minimal dukungan dari lima DPW dan 20 DPD PSI. Nomor urut masing-masing calon pun telah diumumkan.
Ronald Aristone Sinaga (Nomor Urut 1) didukung oleh enam DPW dan 36 DPD. Kaesang Pangarep (Nomor Urut 2) memperoleh dukungan dari 10 DPW dan 78 DPD.
Agus Mulyono Herlambang (Nomor Urut 3) didukung oleh enam DPW dan 24 DPD. Persaingan diprediksi akan ketat mengingat dukungan yang cukup merata di antara ketiga calon.
Partai Super Terbuka: Suara Anggota Jadi Penentu
Ronald Aristone Sinaga menyebut sistem satu anggota, satu suara sebagai wujud nyata dari konsep “Partai Super Terbuka”.
Konsep ini menekankan pentingnya suara setiap anggota partai dalam menentukan arah dan kepemimpinan organisasi. Ini memastikan keputusan tidak didominasi oleh segelintir elite partai.
Dengan jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) mencapai 187.306 orang, Pemilihan Raya PSI ini menjadi ajang demokrasi internal yang signifikan dan melibatkan seluruh anggota partai secara langsung.
Proses verifikasi data pemilih telah dilakukan sejak Mei lalu melalui pesan WhatsApp oleh Tim Data Centre DPP PSI. Langkah ini memastikan akurasi data dan integritas proses pemilihan.
Pemilihan Raya PSI dengan sistem satu anggota, satu suara menandai sebuah babak baru dalam dinamika internal partai. Sistem ini tidak hanya menjamin transparansi, tetapi juga memberdayakan anggota dan memastikan suara mereka didengar. Hasilnya akan menjadi cerminan nyata dari keinginan seluruh anggota PSI, bukan hanya segelintir elite.