Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri), Bima Arya Sugiarto, mengungkapkan materi penting yang dibahas dalam retret kepala daerah gelombang kedua di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat. Retret ini tak hanya fokus pada tugas pokok kepala daerah, namun juga menyoroti isu krusial mengenai batas wilayah dan potensi konflik yang menyertainya.
Bima Arya menekankan pentingnya pemahaman mendalam para kepala daerah terkait isu-isu terkini administrasi wilayah. Retret gelombang kedua ini, menurutnya, memberikan tambahan informasi yang lebih mutakhir dibandingkan gelombang pertama.
Batas Wilayah dan Potensi Konflik: Fokus Utama Retret Gelombang Kedua
Direktur Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan Kementerian Dalam Negeri, Safrizal Zakaria Ali, menjadi pembicara utama sesi ini. Beliau akan menyampaikan materi tentang batas desa, sengketa wilayah, penaikan garis batas, dan kodifikasi.
Banyak desa di Indonesia yang hingga kini belum menyelesaikan penetapan batas wilayahnya secara tuntas. Kondisi ini berpotensi menimbulkan konflik antar wilayah. Oleh karena itu, pemahaman materi ini sangat penting bagi kepala daerah.
Retret ini bertujuan untuk membekali para kepala daerah dengan pengetahuan dan strategi untuk mengantisipasi dan menyelesaikan sengketa batas wilayah secara efektif dan damai.
Materi Inti Tetap Sama, Namun Lebih Aktual
Meskipun menambahkan materi baru mengenai batas wilayah, substansi utama retret gelombang kedua tetap sama dengan gelombang pertama. Hal ini memastikan konsistensi dalam pemahaman dasar tugas kepala daerah.
Tiga pokok bahasan utama meliputi pemahaman tugas pokok kepala daerah, penjabaran visi besar Presiden melalui program Astacita, dan penguatan antikorupsi serta wawasan kebangsaan yang disampaikan oleh Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas).
Penguatan Visi Presiden dan Akselerasi Program Astacita
Retret ini juga bertujuan untuk memastikan keselarasan visi dan misi pemerintahan daerah dengan visi besar Presiden. Para kepala daerah diharapkan dapat memahami dan mengakselerasi program Astacita.
Program Astacita sendiri merupakan program strategis pemerintah untuk mencapai tujuan-tujuan pembangunan nasional. Penguatan pemahaman mengenai program ini menjadi kunci keberhasilan implementasinya di daerah.
Dengan pemahaman yang komprehensif, diharapkan program-program pemerintah dapat berjalan efektif dan berkontribusi pada pembangunan nasional secara menyeluruh.
Para peserta retret, yang terdiri dari 86 kepala daerah, diharapkan dapat kembali ke daerah masing-masing dengan bekal pengetahuan dan wawasan yang lebih luas dan mutakhir.
Materi yang diberikan tidak hanya sekedar teori, tetapi juga dilengkapi dengan studi kasus dan simulasi praktis untuk membantu para kepala daerah dalam menghadapi tantangan di lapangan.
Dengan demikian, retret ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas dan kapabilitas kepala daerah dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan lebih efektif dan efisien, serta selaras dengan visi besar pemerintahan pusat.
Keberhasilan program Astacita dan penataan batas wilayah yang jelas sangat bergantung pada pemahaman dan komitmen kepala daerah. Retret ini menjadi langkah strategis pemerintah untuk memastikan hal tersebut terwujud.