Pemberian Makan Bergizi Gratis (MBG) kepada siswa selama liburan sekolah menjadi sorotan setelah munculnya pemberitaan di media sosial terkait penyaluran bahan makanan mentah di Tangerang Selatan. Hal ini memicu Badan Gizi Nasional (BGN) untuk segera meninjau dan merumuskan pedoman teknis yang lebih jelas.
Langkah cepat ini diambil BGN sebagai respons terhadap kontroversi yang muncul. Tujuannya adalah untuk memastikan program MBG tetap efektif dan efisien, bahkan saat siswa tidak berada di sekolah.
Kebijakan MBG Selama Liburan Sekolah: Kajian dan Perencanaan
Staf Khusus Kepala BGN bidang Komunikasi, Redy Hendra Gunawan, menyatakan bahwa BGN belum memiliki kebijakan resmi terkait penyaluran MBG selama liburan.
Namun, pihaknya tengah merancang pedoman teknis baru yang akan dibahas dalam rapat pimpinan pekan depan. Ini untuk memastikan program tetap berjalan optimal.
Redy menjelaskan bahwa pemberian bahan makanan mentah di Tangerang Selatan merupakan inisiatif lokal. Meskipun terkesan kontroversial, inisiatif ini pada dasarnya bertujuan untuk menjangkau siswa selama masa liburan.
BGN sendiri telah melakukan uji coba berbagai pendekatan. Salah satunya adalah tetap menyediakan MBG di sekolah dan mendorong siswa untuk makan bersama di sekolah meskipun sedang libur.
Tantangan dan Solusi Distribusi MBG di Masa Libur
Tidak semua sekolah bersedia menjalankan program MBG selama masa liburan. Hal ini menjadi salah satu tantangan dalam mendistribusikan bantuan makanan bergizi.
Beberapa sekolah memiliki kendala logistik dan operasional. Oleh karena itu, dibutuhkan pendekatan yang fleksibel dan disesuaikan dengan kondisi masing-masing daerah.
BGN tengah mengkaji berbagai opsi untuk mengatasi tantangan tersebut. Tujuannya adalah agar program MBG tetap efektif dan menjangkau seluruh siswa yang berhak menerimanya.
Salah satu contohnya adalah inisiatif dari SPPG Yasmit Ciputat Timur yang memberikan MBG dalam bentuk bahan mentah. Hal ini bertujuan agar siswa dapat menyimpan dan mengkonsumsi makanan tersebut di rumah.
Penjelasan SPPG Yasmit Ciputat Timur
Kepala SPPG Yasmit Ciputat Timur, A Basiro, menjelaskan alasan di balik pendistribusian MBG dalam bentuk bahan mentah.
Langkah ini diambil untuk menyesuaikan dengan kondisi sekolah yang sedang libur atau menjelang class meeting. Ini memungkinkan siswa tetap menerima manfaat program MBG selama liburan.
Sebanyak 4.075 siswa di 18 sekolah di Ciputat Timur menerima MBG dalam bentuk bahan mentah. Program ini menjangkau siswa dari tingkat PAUD/TK hingga SMA.
Dengan penyaluran dalam bentuk mentah, siswa dapat membawa pulang dan menyimpan makanan lebih lama. Hal ini memastikan mereka tetap mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan meskipun sekolah sedang libur.
BGN akan terus melakukan evaluasi dan penyempurnaan program MBG. Tujuannya adalah untuk memastikan program ini selalu relevan dan efektif dalam mendukung gizi anak Indonesia.
Ke depannya, diharapkan akan ada pedoman yang lebih jelas dan komprehensif terkait penyaluran MBG selama liburan sekolah. Ini akan memastikan konsistensi dan efektifitas program di seluruh Indonesia.