Konflik antara Iran dan Israel yang meningkat tajam pada pertengahan Juni 2025 telah memaksa pemerintah Indonesia untuk mempersiapkan rencana evakuasi bagi 386 warga negara Indonesia (WNI) yang berada di Iran. Kementerian Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam) langsung mengambil langkah cepat dengan menggelar rapat koordinasi lintas kementerian dan lembaga.
Menko Polkam Budi Gunawan menegaskan kesiapan pemerintah dalam menyiapkan rencana kontingensi, termasuk jalur evakuasi darat menuju Baku, Azerbaijan. Langkah ini diambil sebagai antisipasi terhadap perkembangan situasi yang tidak menentu.
Rencana Evakuasi WNI dari Iran
Tahap pertama evakuasi direncanakan dimulai pada 20 Juni 2025. Sebanyak 115 WNI akan dipulangkan dari Teheran menggunakan empat bus.
Pemerintah akan terus berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri, TNI, BIN, Kemenko PMK, Kementerian Dalam Negeri, dan instansi terkait lainnya untuk menjamin keselamatan WNI di wilayah konflik.
Nota diplomatik telah disampaikan dan jalur komunikasi darurat telah dibuka untuk membantu WNI yang membutuhkan pertolongan.
Menko Polkam mengimbau seluruh WNI di Iran untuk tetap tenang, mengikuti arahan Perwakilan RI, dan segera melapor jika membutuhkan bantuan.
Kronologi Eskalasi Konflik Iran-Israel
Konflik Iran-Israel dimulai pada Jumat, 13 Juni 2025, diawali dengan serangan Israel terhadap situs-situs nuklir dan militer Iran.
Serangan balasan dari Iran berupa serangan udara menargetkan wilayah Israel kemudian terjadi.
Hingga Minggu, 15 Juni 2025, Kementerian Kesehatan Iran melaporkan 224 korban jiwa, sementara Israel mencatat 24 kematian akibat serangan tersebut.
Sehari sebelum serangan besar terjadi, IDF telah mengimbau warga di Distrik 18 Teheran untuk mengungsi.
Serangan Terhadap Fasilitas Nuklir Natanz
Serangan pertama dilaporkan terjadi di Teheran sekitar pukul 03.30 waktu setempat pada Jumat, 13 Juni 2025. Wilayah permukiman di ibu kota dilaporkan terkena dampak.
Israel menargetkan fasilitas nuklir Natanz, yang menyebabkan kerusakan besar menurut IDF.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut operasi ini sebagai “Operasi Rising Lion” dan menargetkan “jantung” program nuklir Iran.
Netanyahu mengklaim bahwa jika tidak dihentikan, Iran dapat memproduksi senjata nuklir dalam waktu singkat. Iran sendiri selalu bersikeras bahwa program nuklirnya bersifat damai.
Operasi Rising Lion menimbulkan kekhawatiran global dan berdampak pada keamanan WNI di Iran.
Situasi di Iran terus berkembang dan pemerintah Indonesia akan terus memantau dan melakukan upaya terbaik untuk memastikan keselamatan seluruh WNI yang berada di sana. Koordinasi dan kerja sama antar lembaga pemerintah menjadi kunci keberhasilan evakuasi dan perlindungan WNI. Keberhasilan evakuasi ini diharapkan dapat memberikan rasa aman dan kepastian bagi WNI di tengah gejolak konflik.