Rumah Sakit Jadi Sarang Penipuan Modus Adopsi Bayi?

Rumah Sakit Jadi Sarang Penipuan Modus Adopsi Bayi?
Sumber: Antaranews.com

Modus penipuan berkedok adopsi bayi kembali terungkap di Jakarta Barat. Seorang wanita berinisial AU berhasil dibekuk pihak kepolisian setelah menipu setidaknya dua orang calon orang tua angkat dengan total kerugian mencapai jutaan rupiah.

Penangkapan AU menjadi bukti nyata betapa pentingnya kewaspadaan masyarakat terhadap praktik-praktik ilegal yang mengatasnamakan adopsi. Kasus ini juga menyoroti perlunya pengawasan lebih ketat di rumah sakit dan jalur resmi adopsi anak.

Modus Operandi AU: Janji Manis Berujung Penipuan

AU menjalankan aksinya dengan memanfaatkan keinginan kuat para korban untuk mengadopsi bayi. Ia menawarkan jasa ‘perantara’ adopsi dengan biaya administrasi dan persalinan yang terbilang tinggi.

Setelah menerima uang jutaan rupiah dari para korban, AU menghilang tanpa jejak. Kejadian ini terjadi berulang kali di rumah sakit yang sama di kawasan Palmerah.

Korban pertama, JH, mengalami kerugian Rp5,4 juta pada 26 April. Sementara korban kedua, HI, kehilangan Rp5 juta pada 8 Juni.

Polisi berhasil mengungkap setidaknya lima aksi penipuan AU di rumah sakit tersebut. Namun, baru dua korban yang melapor ke Polsek Palmerah.

Penangkapan AU dan Proses Hukum

Kepolisian berhasil menangkap AU pada Jumat, 13 Juni 2024, di rumah sakit tempat ia menjalankan aksinya. Penangkapan dilakukan saat AU diduga akan kembali melancarkan penipuannya.

Barang bukti berhasil diamankan dan AU langsung dibawa ke Mapolsek Palmerah untuk menjalani proses hukum lebih lanjut. Ia dijerat dengan Pasal 378 KUHP tentang tindak pidana penipuan.

Ancaman hukuman yang dihadapi AU cukup berat. Selain hukuman pokok empat tahun penjara, potensi hukuman bisa meningkat menjadi lima tahun penjara mengingat aksinya yang berulang dan terorganisir.

Imbauan Kepolisian dan Langkah Pencegahan

Kapolsek Palmerah, Kompol Dr. Eko Adi Setiawan, mengimbau masyarakat untuk selalu waspada terhadap penawaran adopsi bayi yang tidak melalui jalur resmi. Proses adopsi anak harus dilakukan melalui lembaga yang terpercaya dan berwenang.

Polisi juga mengapresiasi keberanian para korban yang melapor. Keberanian mereka sangat membantu dalam mengungkap kasus ini dan mencegah aksi serupa terulang.

Langkah-langkah pencegahan perlu dilakukan secara menyeluruh, baik dari pihak rumah sakit, lembaga sosial, dan pemerintah. Peningkatan pengawasan dan sosialisasi mengenai prosedur adopsi yang benar sangat penting.

  • Rumah sakit perlu memperketat pengawasan terhadap orang-orang yang mencurigakan dan meningkatkan sistem verifikasi calon orang tua angkat.
  • Lembaga sosial dan pemerintah perlu aktif memberikan edukasi kepada masyarakat tentang prosedur adopsi yang sah dan aman.
  • Pentingnya sosialisasi kepada masyarakat melalui media massa dan platform digital mengenai tanda-tanda penipuan bermodus adopsi.

Kasus AU menjadi pelajaran berharga bagi kita semua. Kewaspadaan dan pemahaman prosedur adopsi yang benar menjadi kunci untuk mencegah kejahatan serupa dan melindungi anak-anak dari eksploitasi.

Keberhasilan penangkapan AU diharapkan dapat memberikan efek jera dan menjadi peringatan bagi pelaku kejahatan serupa. Semoga kasus ini juga menjadi momentum untuk memperkuat sistem perlindungan anak dan mempermudah proses adopsi bagi mereka yang membutuhkannya melalui jalur yang benar dan resmi.

Ikuti Kami di Google News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *