Prabowo: Dasasila Bandung Menggema di KTT BRICS

Prabowo: Dasasila Bandung Menggema di KTT BRICS
Sumber: Antaranews.com

Kehadiran Indonesia di KTT BRICS ke-17 di Rio de Janeiro, Brasil (6-7 Juli 2025), menandai babak baru dalam diplomasi internasional. Bukan sekadar sebagai anggota baru, Indonesia membawa warisan berharga: Dasasila Bandung, pilar perdamaian dan keadilan dunia yang lahir 70 tahun silam.

Di tengah gejolak geopolitik global saat ini, prinsip-prinsip Dasasila Bandung kembali relevan, menawarkan panduan menuju tatanan dunia yang lebih adil dan damai. Keterlibatan Indonesia di KTT BRICS menunjukkan komitmen nyata untuk mewujudkan cita-cita tersebut.

Indonesia: Pewaris Legasi Bandung di KTT BRICS

Partisipasi Indonesia dalam KTT BRICS bukanlah sekadar simbolis. Kehadiran Presiden Prabowo Subianto beserta delegasi — termasuk Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Wakil Menteri Luar Negeri Arrmanatha Nasir, Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono, dan Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya — menunjukkan komitmen Indonesia yang kuat terhadap kerja sama internasional.

Delegasi Indonesia disambut hangat oleh tuan rumah dan seluruh anggota BRICS, menandakan pentingnya peran Indonesia dalam forum ini.

Dasasila Bandung: Pilar Perdamaian di Era Globalisasi

Dasasila Bandung, lahir dari Konferensi Asia-Afrika (KAA) tahun 1955, merupakan deklarasi prinsip moral yang mengutamakan kedaulatan negara, perdamaian dunia, dan non-intervensi dalam urusan dalam negeri negara lain.

Konferensi yang dihadiri oleh 29 pemimpin negara-negara Asia dan Afrika yang baru merdeka, termasuk Soekarno, Nehru, Nasser, dan Zhou Enlai, menandai penolakan terhadap kolonialisme dan hegemoni kekuatan besar.

Dasasila Bandung menjadi fondasi bagi Gerakan Non-Blok dan terus relevan hingga saat ini, di tengah tantangan globalisasi dan persaingan kekuatan besar.

Nilai-nilai Dasasila Bandung yang Relevan

  • Kedaulatan Nasional: Menghormati hak setiap negara untuk menentukan nasib sendiri, bebas dari campur tangan kekuatan asing.
  • Perdamaian Dunia: Menegaskan komitmen untuk menyelesaikan sengketa secara damai dan menghindari penggunaan kekerasan.
  • Kerjasama Internasional: Membangun kerja sama yang saling menguntungkan antar negara, tanpa memandang perbedaan ideologi atau sistem politik.

Ketiga nilai tersebut, di antara sepuluh prinsip Dasasila Bandung, menjadi sangat krusial dalam menghadapi tantangan geopolitik kontemporer.

BRICS: Manifestasi Semangat Non-Blok Bandung

Presiden Lula Da Silva, dalam pidato pembukaan KTT BRICS, secara eksplisit mengaitkan semangat non-blok Konferensi Bandung dengan cita-cita BRICS.

Menurutnya, BRICS merupakan manifestasi dari semangat Bandung, yang menolak dominasi kekuatan besar dan mengutamakan kerja sama antar negara berkembang.

Pernyataan ini mengukuhkan posisi Indonesia sebagai penerus legasi Bandung di forum internasional dan memberikan legitimasi kuat bagi peran aktif Indonesia di dalam BRICS.

Kehadiran Indonesia di KTT BRICS menjadi momentum penting untuk memperkuat kerja sama Selatan-Selatan dan mendorong reformasi sistem global yang lebih adil dan representatif.

Dengan membawa semangat dan prinsip Dasasila Bandung, Indonesia diharapkan dapat berkontribusi signifikan dalam membentuk tatanan dunia yang lebih damai dan sejahtera bagi seluruh bangsa.

Keberhasilan Indonesia memperkenalkan kembali Dasasila Bandung dalam forum internasional sebesar BRICS menunjukkan komitmen yang kuat untuk membangun perdamaian dan keadilan dunia, sekaligus memperkuat posisi Indonesia sebagai pemimpin dunia.

Ikuti Kami di Google News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *